20100131

treatment

Ujian menghentam diri!!!


~ terlalu hebat perasaan itu...tidak dapat dialih, tidak mampu diabaikan, tidak gagah menidakkannya. hadirnya membawa resah, gelisah, tak keruan...hati yg semakin 'pulih' kembali paranoid, dikuasai perasaan itu. tidak terdaya rasanya menanggung rasa yg menggugat ketenangan dan ketenteraman jiwa hamba yg mengharap redha Ilahi...akan adakah peluang buatku menoktahkannya?! ~



Dapatkan Mesej Bergambar di Sini

quotation: I really need a time & space...sorry to all if you cant get me for this time around.

Expect the Unexpected!

20100122

Dosa LEBIH besar dr ZINA

Terasa amat terpanggil utk berkongsi cerita yg sgt memberi kesan dlm kehidupan sy diketika ini. Sirah Nabawi itu punyai banyak pengajaran dan panduan fiqh manusia sejagat. Allah itu Maha Adil lagi Maha Penyayang...Dia Maha Mengetahui akan tiap2 hati hambaNya. Dia jualah yg berkehendakan manusia itu berbuat baik mahupun sebaliknya. Dengan izinNya jua, segala yg berlaku di Bumi ini, berlaku. Itu hakikat Tasawuf...merasakan Allah di dalam hati dan dizahirkan dengan akhlak, bukan sekadar mengucapkan zikrullah.

Kita selalu merasakan 'jijik' pada mereka yg berzina samada melahirkan anak zina @ tidak...golongan2 ini pastinya akan dikecam, dicaci, dihina, dipandang serong dan masa depan mereka juga turut terjejas. Dosa yg mereka perbuat, adalah urusan mereka dgn Tuhannya. Allah jualah yg berhak mengampunkan atau sebaliknya, jawapannya di hari perhitungan kelak. Kita sebagai manusia biasa, tidak layak menghukum apatah lagi meminggirkan, malah menidakkan kehadiran mereka.

Tahukah kita, ada lagi dosa yg lebih besar berbanding zina?

~ Petikan sirah Nabi Musa AS:

Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam dukacita yang mencekam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa hias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah mengoyak hidupnya. Dia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s.
Diketuknya pintu perlahan sambil mengucapkan salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk". Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah, tolonglah saya. Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya". "Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa a.s. terkejut. "Saya takut mengatakannya," jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa. Maka perempuan itu pun terpatah bercerita, "Saya..telah berzina". Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak. Perempuan itu meneruskan, "dari perzinaan itu saya pun... lantas hamil. Setelah anak itu lahir, saya...cekik lehernya sampai...maut," ucap wanita itu seraya menangis semahu-mahunya. Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia mengherdik, "perempuan bejad, nyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!" teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik.
Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk keluar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus ke mana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau dibawa kemana lagi kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya.
Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya,"Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?". Nabi Musa terperanjat, "Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?". Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril, "betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang nista itu?". "Ada!" jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian penasaran. "Orang yang meninggalkan solat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina".
Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusyuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut. Nabi Musa menyedari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Bererti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertaubat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh bererti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya.
(Dirujuk daripada buku 30 kisah teladan - KH Abdurrahman Arroisy)

Dalam hadis Nabi SAW disebutkan : Orang yang meninggalkan solat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an, membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka'bah.

Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa, orang yang meninggalkan solat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqada'nya, maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub. Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari di Akhirat perbandingannya adalah seribu tahun di dunia.

Wallahu'alam...


Lihatlah disekeliling anda...bersyukurlah dgn apa sahaja yg anda depani. Setidak-tidaknya, anda masih punya iman dan hati yg mendorong rasa berdosa dan bersalah...lantas, segeralah memohon keampunanNya. Jangan pernah bertangguh, kerana kita tidak pernah tahu bagaimana dan bila serta di mana, nyawa ini dicabut Malaikat Maut. Sedangkan Rasulullah SAW, Kekasih Allah, menitiskan airmata dek sakitnya sakaratul maut, apatah kita ummat Baginda yg lemah lagi hina. Sekurang2nya, ucapkanlah...ASTAGHFIRULLAH AL-'AZIIM.

Expect the Unexpected!

20100121

Hak Dia.

La hawla wa la quwwata' illa billah....

~ Tiada daya & upaya melainkan dengan izin Allah ~


Rezeki, Allah yg bagi
Jodoh, Allah dah tentukan
Ajal, Allah dah tetapkan

Segala yg ada di langit dan di Bumi adalah HAK DIA! hatta diri dan kehidupan kita. Siapa kita utk merungut, marah, rasa tak puas hati, atas segala yg terjadi & berlaku?

Sentiasa berbaik sangka dan berlapang dada dengan setiap ketentuanNya. Pasti ada ganjaran dan rahmatNya. Bukan mudah utk meletakkan 100% pengharapan kepadaNya, namun, sy sgt2 bersyukur kerana Allah campakkan perasaan itu di hati (Dia jualah yg berhak menariknya kembali). Kebergantungan insan kepada Sang Pencipta sekadar doa yg mengharap terkabulnya hajat. Mereka alpa, bahawasanya, Allah tidak pernah tidak menguji hambaNya. Yang pasti, Dia datangkan musibah mengikut kemampuan hambaNya yg lemah lagi hina. Hanya kau yg mampu!

Semakin bertambah usia, semakin banyak yg sy pelajari. Terlalu banyak nikmat Ilahi sejak dari lahir hingga kini...satu per satu menerjah akal dan fikiran. Memori lama tersemat kembali di sudut ingatan. Yang akhirnya membuatkan sy semakin bersyukur dan semakin kuat kebergantungan denganNya. Percayalah, tak rugi berkasih sayang dengan Allah. Terasa semakin bahagia dan tenang...cuma dek persekitaran yg berlawanan iklim dgn jiwa kita, buatkan kita terkadang lalai. Namun, tetap ada hikmahnya...mesti bijak mengharungi.

Sy sangat yakin dgn janji Allah!

Apa pun yg terjadi, berlapang dada & berbaik sangkalah...


Expect the Unexpected!

20100116

Hanya Dia.

Telah jauh aku mengembara mencari erti hidup di dunia ini yg selama ini sering disalah erti oleh mereka yg ber'tuhan'kan hati. Ku musafir ke pelusuk dunia merhatikan gelagat manusia, ada yg gembira hinggga terlupa, ada yg berduka tetapi gembira. Terasa lelah menempuh jalanan beronak duri terkadang sesat tanpa haluan. Sehinggga punca hilang di mata, ku turutkan jua hati yg buta. Ku pasrahkan padaMu Tuhan segala yg akan berlaku kerana Engkaulah penentu segala. Menciptakan dunia penuh pancaroba, tak terdaya rasanya kaki ku melangkah. Kau pimpinlah langkahku Tuhan, agar tidak ku kesesatan dari jalan SyurgaMu yg kuidamkan. Kerana tidak ku terdaya menahan sisa neraka, layakkah pula aku untuk ke Syurga? Ku hanya hamba yg diciptakan dgn kelemahan. Sering daku terlupa, sering juga daku terleka dgn nikmatMu yg melimpah di depan mata.

Pernah, hati ini terguris. Dengan fitnah dan tohmahan menghiris. Sehingga terasa diri ini hina. Kerana tiada siapa yg sudi membela. Ku tabahkan hatiku harungi hidup. Biarpun tiada siapa yg menemani. Keseorangan aku dilaluan sepi, ditinggalkan mereka yg ku percayai. Namun ku tahu ada hikmahnya setiap segala yg menimpa diri. Ku serahkan segala padaMu Tuhan yg berkuasa jua mencipta. Kerana Engkau Maha Mengetahui segala apa yg terbuku di hati. Ya Allah tidakku terdaya lg menahan dugaan yg menacabar ini. Terasa bagai noktah telah ku temui, mengakhiri segala yg telah ku mulai. Ya Allah engkau lindungilah aku. Bekalkanlah daku dengan limpahan iman agar tabah ku harungi dugaan, agar tidak ku berhenti di pertengahan. Kini, di sini aku berdiri bersama harapan yg tulus suci. Agar terbitlah kembali mentari pagi setelah malamku berkalut benci.

~ Kau tempatku meminta, Kau beriku bahagia, jadikan aku selamanya hambaMu yg selalu bertaubat. Ampuniku Ya Allah, yg sering melupakanMu, saat Kau limpahkan karuniaMu dlm sunyi aku bersujud..padaMu ~

Expect the Unexpected!

20100101

MERTUA!

'kak, sy rasa sy dah jatuh cinta dgn ibu seseorang....'

'haaa? ko ni mcm2 la mas'.

'betuuull kak, sy sgt senang dan tenang bersua dengan wanita itu. bukanlah maksudnye ibu sy tidak menyenangkan dan menenangkan. cuma....ntah la, ada sesuatu yg menarik sy pd wanita itu.'

'orang, jatuh cinta dgn yg berlawanan jantina...kamu ni pelik2 je.'

'akak tau tak, taraf seorang ibu dan ayah mertua itu SAMA dgn ibu dan ayah kandung. Islam mengangkat tinggi martabat ibu dan ayah mertua, iaitu insan yg melahirkan dan membesarkan pasangan (suami/isteri) kita. Wudhu' pun tak batal kak! batas aurat dgn ayah mertua, sama mcm ayah kandung...sekalipun bercerai (hidup/mati) ibu dan ayah mertua itu tetap seperti ibu dan ayah kandung kita.'

'ehhh...ye ke mas?tak batal ek wudhu'?jd salam2 dgn bapak mertua ni takpe la ek....'

'lorhh, iye ler kakak...sampai akhirat pun, tak bleh kahwin dgn mertua! mcm kita dgn ibuayah kita.'

'owh, baru akak tahu...pelajaran baru!'

Sedikit bualbicara spontan dgn rakan2 lab...2 hari kemudian, terpampang didada akhbar METRO, 'mertuaku suamiku'....mata ini terpana lama merenung tajuk itu. Lantas, cerita lanjutnya dibaca...

{SIK: Bimbang kekerapan kehadiran bapa mentua ke rumahnya, untuk menjenguk cucu menjadi cemuhan masyarakat sekeliling, seorang balu menikahi bapa mentuanya itu di negara jiran, sebelum perkahwinan terlarang itu di bongkar Pejabat Agama Islam Daerah Sik di sini, kelmarin. Pasangan ‘mentuaku-suamiku’ selama 21 hari itu berlaku selepas wanita yang kematian suami sejak satu setengah tahun lalu itu, mengambil keputusan bernikah dengan bapa mentuanya, di negara jiran pada 8 Disember lalu. Wanita berusia 40 tahun dan bapa mentuanya, 63, dinikahkan seorang juru nikah, sambil disaksikan dua orang saksi di negara jiran dengan kos RM1,400 yang dikongsi bersama. Hubungan suami isteri terlarang itu terbukti apabila Pejabat Agama Daerah Sik memperoleh sijil pernikahan mereka yang dikeluarkan di negara jiran selepas dimaklumkan penduduk kampung sebelum menahan pasangan itu pada malam Selasa lalu (29 Disember).

Difahamkan, selepas mendapat ‘lesen’ sebagai suami isteri, pasangan itu hidup seperti suami isteri lain, termasuk melakukan hubungan seks beberapa kali.
“Saya tahu perbuatan ini salah, malah sedar hubungan antara bapa mentua dan menantu tidak akan putus sampai di akhirat, namun cemuhan daripada orang sekeliling apabila bapa mentua kerap menjenguk cucu, menyebabkan saya bertindak nekad mengajaknya berkahwin. Sebelum ini, saya pernah bertanya kepada pakar agama status hubungan saya dan bapa mentua selepas kematian suami, dia kata kami tiada apa-apa hubungan dan sebab itu saya teruskan hasrat ini,” kata menantu terbabit yang hanya mahu dikenali sebagai Nita, ketika ditemui di sini, kelmarin.

Ibu kepada lima anak itu mendakwa, pernikahannya dengan bapa mentua selain dapat melenyapkan cemuhan masyarakat, membolehkan nasib anaknya terbela. “Anak saya berusia antara tujuh dan 20-an dan saya pula bekerja kilang. Ketika bekerja, anak-anak tiada orang jaga dan apabila bapa mentua datang, dia boleh tolong jaga cucunya,” katanya. Nita mendakwa, sepanjang 21 hari bergelar isteri, dia hanya memanggil ‘suaminya’ dengan panggilan ayah, manakala anak-anaknya pula memanggil mentuanya ‘tok wan’. Sementara itu, ‘suami’ Nita yang dikenali Pak San berkata, dia tidak terfikir akan berkahwin dengan menantu sendiri, malah ketika diajak bernikah di negara jiran, dia seperti berada dalam keadaan hanya mampu menurut saja. “Ketika menantu ajak bernikah, saya mengikut saja, malah kami berkongsi wang RM1,400 untuk kos pernikahan di negara jiran. “Majlis pernikahan itu mudah dengan disertai dua saksi, kadi dan mas kahwin RM30.

Dalam beberapa minit, urusan selesai dan kami diberi sijil nikah sebelum pulang ke negara ini,” katanya. Dia yang menetap di Selangor mengakui pernah tidur bersama ‘isteri’ dan melakukan hubungan seks sebanyak dua kali dalam tempoh tiga minggu perkahwinan. Begitupun, Pak San melahirkan rasa syukur kerana ditahan Jabatan Agama Islam Daerah Sik pada malam 29 Disember lalu di rumah menantunya sebelum dibawa ke pejabat agama berkenaan. “Jika tidak ditahan, mungkin saya terus bergelumang dosa. Pada saya, perkara sudah terjadi dan saya akui kejadian ini tidak pernah dibuat orang,” katanya.}


Astaghfirullahal 'aziim...lantas airmata ini gugur. Diri dihimpit rasa berdosa dan bersalah...terus, muhasabah menyelimuti hati yg sudah lama meratap akan kehilangan santapan rohaninya. Setiap insan itu punya cara dan jalan hidupnya sendiri. Amat memeranjatkan bilamana 'pakar agama' yg dirujuk seakan tidak 'pakar'! Namun, yg HAQ iaitu Al-Quran, kalam dari Sang Pencipta sebagai panduan dan pedoman umat Muhammad SAW ini sering kali dianggap enteng. Apa yg tertulis di dalam kitab suci ini sudah jelas...tidak perlu diperbahaskan. Cumanya, kita tidak boleh sewenang2 mentafsir mengikut kefahaman sendiri akan maksud setiap ayat yg terkandung itu. Biarlah mereka yg 'layak' menterjemahkan makna yg tersirat di dalam kitab 'Falsafah Islam Teragung' itu. Sejak kecil, kita dihantar mengaji Muqaddam seterusnya, Al-Quran. Hinggakan ada yg meraikan dengan 'Majlis Khatam Al-Quran' untuk anak2 mereka. Tapi, dimanakah sebenarnya 'harga' sebuah Al-Quran itu? Sekadar bahan memenuhi rak? Sebagai hantaran? Dibaca bila perlu?


Allah berfirman di dalam Surah An-Nur:31

'Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram) dan memelihara kehormatan mereka dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka atau bapa mereka atau bapa mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka atau saudara-saudara (adik beradik kandung seibu) mereka atau anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki atau anak bagi saudara-saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam atau hamba-hamba mereka atau orang gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya.'



Bukan niat berhujah apatah lagi berceramah...ilmu di dada ini sedikit cuma. Masih banyak yg perlu dipelajari dan dihayati serta diamalkan. Sekadar menyatakan rasa di jiwa yg meronta sayu melihat agama Allah ini difahami 'begini'!
Perkahwinan bukanlah memiliki dan dimiliki kerana bila-bila masa Allah boleh tarik nyawa salah seorang daripadanya. Ianya lebih daripada ungkapan 'cinta' yg sering diungkapkan. Ibarat 'jambatan' menuju destinasi hakiki, iaitu Syurga Ilahi. Bahtera rumahtangga yg dikemudi oleh suami & isteri, merempuh badai kehidupan. Samada sampai ke destinasi yg dituju bersama, atau salah seorangnya atau kedua-duanya 'hanyut' ditelan ombak duniawi. Segalanya terletak ditangan si pengemudi bahtera. Hakikat perkahwinan itu antara lainnya menyatukan 2 buah keluarga yg berlainan salasilah keturunan (hakikatnya umat Muhammad SAW jua). Diterima oleh keluarga mertua adalah lebih baik daripada dicerca sekali pun perkahwinan itu atas dasar cinta. Mengambil hati mertua bukannya suatu yg mudah. Namun, Islam tetap membela darjat mertua itu setaraf ibu dan ayah kandung. Begitu hebat aturan Allah dalam agamanya yg paling tinggi disisiNya. Dengan hanya satu lafaz, kita beroleh ibu dan ayah 'baru'. Dipermudahkan hukum terhadap bukan mahram yg 'baru' ini agar kita saling kasih mengasihi, lebih menghargai insan yg berhempas kudrat dan keringat membesarkan pasangan kita. Berbahagialah buat mereka yg 'mudah' jalannya, dan berlapang dadalah buat mereka yg 'diuji' dengan mertuanya.

Sejenak, minda ini berfikir...panjang lamunannya, hingga migrain menyenggah. Benar, masalah umat itu terlalu banyak, lebih besar dari masalah yg kita lalui seharian. Sedih bila mengenangkan saudara seagama, seakan meminggirkan agamanya sendiri. Sayu bila insan disekeliling & yg disayangi ingkar akan arahanNya. Sungguh, hati mereka milik Allah...hanya padaNya ku berharap agar diberi petunjuk kepada mereka.


Erti hidup berpedoman bukanlah sia-sia!


Expect the Unexpected!